Friday, 7 October 2011
detik meninggalnya
Labels:
my story
aku ingin bercerita tentang sesorang yang tidak aku sayangi, kalaupun aku sayangi,
mungkin dia masih "disini"
saat itu, aku adalah orang terbodoh, sekarangpun masih di bilang bodoh
karena aku masih tidak sayang padanya, dan aku juga tidak sayang pada yang lain
yang aku ingat, aku selalu tidur dekat dia, tapi dia itu sakit
dia itu sakit atau karena kesalahan atau takdir
dia itu adalah ayah ku. bapak ku.
dia meninggalkan aku saat aku berumur 10 tahun
dulu ayah ku gila, dia terserang struk, struk itu menyerang sistem otaknya
dan dia menjadi gila
tapi masih ingat saat dia masih sehat
dia begitu gagah, aku kagum saat dia menyetir mobil
mengajak aku jalan jalan
aku dulu pernah merengek untuk dibelikan binder kecil
aku ingat, dulu bapak belikan di pasar Jatinegara
harganya 20 ribu.
terus setelah mendekati hari hari kesakitannya selama 6 bulan
aku minta di belikan sepeda
tapi aku selalu marah dan menuntut
aku ngambek, karena aku ingin sekali punya sepeda
tapi bapak belum sempat belikan untuk aku
saat itu malam hari, ayahku bertengakar dengan mamaku
besok, saat subuh
ayahku kejang-kejang
beliau langsung di bawa ke rumah sakit
dia di bawa mobil angkot punya tetanggaku
aku disuruh dirumah dan aku diam dan gak tau harus berbuat apa
saat itu hari sabtu, aku masih pakai seragam pramuka
aku masih ingat saat itu.
siang hari, ayahku lapar, dia tidak bisa menyediakan makan sendiri, karena dia gila
aku yang waras, membiarkan dia kelaparan
aku malah bermain dengan teman-temanku
aku malah menyuruh ayahku untuk tidur dan menunggu mama pulang
saat itu mama sedang kuliah, (meneruskan pendidikannya sebagai guru)
saat dia terbaring, aku mencium keningnya
saat ku tahu, itu adalah saat terakhir aku menciumnya
aku masih kecil dan aku sangat bodoh
dan aku meninggalkan dia malah bermain dengan teman teman ku
dia itu gila
dia kelaparan, dan dia pergi sendiri mencari makanan
dia pergi ke tukang mie ayam, tapi dia hanya membawa uang 2500 rupiah
dia memaksa pada tukang mie ayam itu, untuk menerima uang dan memberikan mie ayam padanya
karena dia sangat lapar
tapi tukang mie ayam itu mengusirnya
dengan kesal bapaku pulang, dia sangat lapar
setelah sore
mamaku pulang dari kuliahnya, dia memasak telur ceplok untuk ayahku
ayaku makan itu sedikit, ntah apa, padahal dia sangat lapar
aku yang tau kronologis cerita detik detik meninggalnya
namun aku diam
dan bodoh
saat itu hari sabtu
ayahku minum obat, aku ingat obat apa yang diminum ayahku
pil salmon
setelah agak sore, ayaku kembali kejang kejang
dia langsung di bawa kerumah sakit.rumah sakit polri sukanto
dia di bawa ke ruang pama untuk penyakit saraf
baru saja ada yang meninggal diruangan itu
besoknya hari minggu aku sama mama kerumah sakit untuk gantian jaga bapak
saat itu menjelang sore
aku dan mama sangat lapar
dan pas itu mati lampu di rumah sakit
aku disuruh beli lilin dan korek di warung
aku pergi ke luar rumah sakit, beli makanan warteg, beli lilin dan korek
saat kembali
aku berjalan di jalan setapak
aku masih ingat betul apa yang terjadi saat itu
ada seorang yang terbang, berwarna putih
dia mengatakan padaku, bahwa aku harus cepat kembali ke ruang inap, dan berjalan cepat, jangan bermain saja
lalu aku segera ke kamar
aku melihat dokter dan para suster berlari menuju ruangan ayahku
dokter memeriksa
ternyata, ayahku sudah tiada ~~
mamaku bercerita
saat itu ayahku melihat terbelalak kanan dan kirinya
padahal dia sedang sakit, susah untuk melihat
itu adalah saat saat seseorang yang menjemput beliau
kakaku menyesal karena dia menolak untuk ikut jaga bapaku
tidak terasa sudah hampir 10 tahun
aku ingat saat dia selalu mengatakan
dia ingin pergi ke daerah kampung rambutan
aku tidak tau, kalau tempat itulah yang mengantar dia
ke sebuah tempat peristirahatan terakhir untuknya
Ya Tuhan, Engkau Maha Pengasih
Ampunilah bapak saya,
saya tau, saya berdosa, saya adalah makhluk nanah yang merugikan dan kotor
tapi aku memohon ya Tuhan, dengan segala kekurangan saya
ampunilah bapak saya, selamatkanlah dia
bawalah dia ke pangkuan mu. karena kami percaya kepadaMu
bahwa Engkau akan menyelamatkan kami
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment