Saturday, 24 July 2010

resensi maharani


Resensi Novel : SANG MAHARANI – Agnes Jessica
Judul resensi : Penderitaan
Oleh : Imakulata

MAHARANI. Judul sebuah novel setebal 273 halaman karangan Agnes Jessica. Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo Anggota Ikapi, Jakarta September 2004 dan cetakan kedua Januari 2005.

Novel Maharani ini mengisahkan perjalanan hidup yang tragis seorang gadis keturunan pribumi dan Belanda yang hidup di era zaman penjajahan Belanda dan kedudukan Jepang di Indonesia. Novel ini cukup menarik karena pembaca dapat merasakan situasi pada zaman penjajahan Belanda dan pada masa kedudukan Jepang di Indonesia saat itu. Kisah hidup Maharani sungguh tragis sehingga pembaca menjadi tesentuh bahkan menangis. Namun pembaca dibuat penasaran dengan cerita yang satu dengan cerita yang lain saling berhubungan ( addicted ) sehingga pembaca harus membaca sampai tuntas, dengan bahasa yang mudah dipahami dan komunitatif, pembaca dapat mengerti alur ceritanya. Novel ini dibuat Happy ending, dengan penulis sebagai pencerita dan diceritakan secara tuntas (tidak menggantung) sehingga pembaca merasa puas dan segar. Karena penderitaan yang tiada habisnya ahkirnya dapat juga memperoleh kebahagiaan.

Maharani, satu sosok perempuan yang tidak kuasa mengelak dari sebuah keadaan. Satu sosok yang di paksa untuk selalu membawa bagian yang paling pahit dari hidupnya. Bahkan kepahitan itu sudah lama berlalu.
Maharani, satu lagi saksi kekejaman manusia terhadap manusia lain. Satu sosok manusia yang menjadi bagian dari sejarah kelam peradaban manusia, menjadi seorang Jughun ianfu. Satu sosok yang ada, tak bisa terhapus, dan bukan satu-satunya.

Awal kehidupan Maharani bahagia sebagai putri dari seorang jendral Belanda, namun kehidupan mulai menyedihKan saat ibunya meninggal dan memiliki ibu tiri yang kejam. Semua orang yang di cintainya perlahan pergi, ia diserahkan menjadi tahanan Jepang, kelaparan, diperkosa, menjadi pelacur, dihina, difitnah, di sakiti. Keadaan paling buruk dalam hidup manusia. Banyak hal – hal yang tidak terduga dikisahkan dalam novel dan masih bernalar logika. Tokoh – tokohnya antara lain Maharani (tokoh utama), Jendral Van Houten, Arik, Ratna Sari, Moetiara, Yanoear, Lastri, Hartono, dan Nancy.

Kelemahan buku hampir tidak ada. Penggunaan bahasa Belanda yang memiliki catatan kaki (artinya). Sehingga pembaca mengerti maksudnya. Memiliki nilai pengetahuan sejarah Indonesia, variasi cerita, memiliki logika yang masuk akal dan penggunaan bahasa saat menceritakan pelacuran juga tidak dibuat vulgar. Namun masalah SARA sedikit ditonjolkan dalam agama Katholik, adat Tionghoa, ras pribumi, Cina, dan Belanda. Novel bacaan untuk orang dewasa.

Nilai yang bisa diambil dari novel ini adalah tetap tegar dan sabar dalam menghadapi penderitaan. Novel ini layak dinikmati pembaca karena berkesan bagus dan menarik. Happy nice reading!

No comments:

advertisment