Thursday, 6 May 2010

cerpen SMA "Bapak, Ibu Maafkan Aku…"



Bapak, Ibu Maafkan Aku…
Charlie adalah seorang siswa kelas 2 di SMU Puspa Nusantara. Walaupun Charlie berasal dari keluarga sederhana, dia termasuk siswa yang berprestasi disekolahnya. Dimata teman-temannya, Charlie adalah anak yang rajin, cerdas, pandai bergaul, rajin menabung, sederhana dan tidak sombong, dan ganteng pula.
Pertengahan tahun ajaran baru, SMU Puspa Nusantara dihebohkan dengan kedatangan siswa baru, yang bernama Evan, yang ternyata adalah anak dari seorang direktur perusahaan ternama di Jakarta. Evan sekelas dengan Charlie bahkan duduk bersebelahan dengan Charlie.
“Cuii, kenalin gue Evan Sanders. Cukup panggil E-V-A-N, Evan.”
“Nama gue Charlie, lo dari skul mana?”
“Ah, lo gak perlu tau, gue itu dikeluarin dari sekolah gue dulu.”
“Kenapa?”
“Gak pentinglah! Hahaha”
Charlie dan Evan pun akrab. Setelah jalan beberapa bulan, Charlie mulai meniru pergaulan Evan yang tergolong mewah. Apalagi ketika Evan mengajak Charlie bergabung dengan gank motornya.
“Gimana, temen-temen gue? asik kan!”
“Asik banget, gaul, gila, keren abiz deh!”
“Tapi lo mesti punya motor, Bro! kan kita gank motor!”
“Tapi gue gak punya, bokap gue aja cuma pegawai negeri.”
“Oke, gak apa-apa, sementara lo gue bonceng dulu aja, tapi sebulan lagi lo mesti punya motor!”
“Oke lah.”
“Janji lo ya! Kalo engga, lo get out dari genk kita.”
“Sii..p!”
Beberapa Minggu kemudian, Evan mengenalkan Charlie pada seorang gadis bernama Yuna. Yuna adalah gadis manis dan cantik. Namun tingkat materialistisnya sangat tinggi. Tetapi Charlie sangat menyukai kecantikan Yuna.
“Yuna, lagi ngapain?”
“Gak ngapa-ngapain sih. Eh Chalie, kamu gak ketempat tongkrongan gank Evan?”
“ini baru mau kesana, mau ikut?”
“Boleh…tapi kita kesana naik apa? Kamu kan gak punya motor, apalagi mobil. Gimana sih ikut gank motor tapi gak punya motor. Kamu beli motor donk, tapi yang baru ya!”
Sejak saat itu, Charlie mendesak bapaknya untuk dibelikan motor baru yang bagus, dengan janji, Charlie akan belajar lebih giat lagi.
“Gimana kamu mau belajar lebih giat, kamu saja akhir-akhir ini jadi senang keluyuran, nanti kalau bapak belikan motor, kamu bisa-bisa ndak pulang.”
“Charlie janji deh, tidak akan mengecewakan bapak.”
Setelah dibelikan motor, Charlie tidak menepati janjinya. Charlie malah semakin melunjak. Charlie semakin terus meminta uang pada orang tuanya untuk membeli peralatan modifikasi motor yang mahal. Ditambah lagi kedekatannya dengan Yuna yang membutuhkan modal banyak, lalu Charlie terpaksa memakai uang SPP selama 3bulan. Beberapa waktu kemudian, ibu Charlie sakit, namun Charlie tidak mengetahuinya, karena dia selalu pulang larut malam mengikuti balapan liar.
“Bapak, ibu kemana? Charlie kok dari kemarin gak liat ibu dirumah?”
“Ibu sakit, nak. Dia terjatuh di kamar mandi. Sekarang ibumu dirawat di rumah sakit. Sekarang bapak mau ke rumah sakit menjaga ibumu. Kamu harus bisa hemat ya, nak. Bapak sudah kerja keras untuk membiayai pengobatan ibumu.”
Saat di sekolah, Charlie dipanggil wali kelasnya karena belum membayar uang SPP selama 3 bulan. Ia mendapat surat panggilan orang tua.
“Duh, gimana nih Van, Nyokap gue sakit, modif motor gue masih butuh biaya banyak, Yuna makin sering jajan, ortu dipanggil coz nunggak SPP. Gimana nih cara gue dapet duit, gue butuh duit banyak.”
“Yaudah lo ikut lomba balap motor aja, lumayan kan hadiahnya gede, ntar malam lo gue daftarin, gue yakin lo pasti menang.”
Keesokan malamnya pun Charlie mengikuti lomba balap tersebut. Ia memang memenangkan lomba tersebut, namun setelah mencapai finish, keseimbangan Charlie hilang karena terserempet lawannya, dan ia pun terjatuh. Evan langsung menolongnya dan akan membawanya kerumah sakit, namun ditengah jalan menuju rumah sakit, saat tergeletak di ambulans, ia berpesan pada Evan agar menggunakan uang hasil lombanya untuk biaya rumah sakit ibunya dan melunasi uang sekolah.
“Charlie anakkuuu…..!!!!”, kata ibunya yang masih berbaring dirumah sakit bersamaan dengan Charlie yang menghembuskan nafas terakhirnya.

advertisment